Kamis, 27 Februari 2014

Sholat Nabi Sebelum Peristiwa Isra’ Miraj

Pertama, bahwa syariat shalat sudah dikenal sebelum peristiwa isra’ mi’raj.
Pernah ada seseorang yang bertanya kepada A’isyah tentang shalat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menjawab
أَلَيْسَ تَقْرَأُ هَذِهِ السُّورَةَ؟ يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ افْتَرَضَ قِيَامَ اللَّيْلِ فِي أَوَّلِ هَذِهِ السُّورَةِ، فَقَامَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ حَوْلًا حَتَّى انْتَفَخَتْ أَقْدَامُهُمْ، وَأَمْسَكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ خَاتِمَتَهَا اثْنَيْ عَشَرَ شَهْرًا، ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ التَّخْفِيفَ فِي آخِرِ هَذِهِ السُّورَةِ فَصَارَ قِيَامُ اللَّيْلِ تَطَوُّعًا بَعْدَ أَنْ كَانَ فَرِيضَةً
Pernahkah anda membaca surat ini (surat Al-Muzammil)? Sesungguhnya Allah mewajibkan shalat malam seperti di awal surat ini. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya melaksanakan shalat malam selama setahun, sampai kaki mereka bengkak, dan Allah tidak turunkan ayat-ayat akhir surat ini selama 12 bulan. Kemudian Allah menurunkan keringanan untuk shalat malam seperti disebutkan pada akhir surat ini, sehingga shalat malam hukumnya anjuran, setelah sebelumnya kewajiban. (HR. Nasai 1601, Ibnu Khuzaimah 1127).
Kemudian keterangan lainnya juga terdapat dalam hadis panjang yang menceritakan dialog antara Heraklius dengan Abu Sufyan, ketika dia mendapat surat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Heraklius bertanya kepada Abu Sufyan,
“Apa yang diperintahkan nabi itu kepada kalian?”
Jawab Abu Sufyan, yang saat itu sedang berdagang di Syam,
يَقُولُ : اعْبُدُوا اللَّهَ وَحْدَهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ، وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ ؛ وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ وَالصِّلَةِ
Nabi itu mengajarkan, “Beribadahlah kepada Allah semata dan jangan menyekutukannya dengan sesuatu apapun, tinggalkan apa yang menjadi ajaran nenek moyang kalian. Dia memerintahkan kami untuk shalat, zakat, bersikap jujur, menjaga kehormatan, dan menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari 7 dan Muslim 1773)
Ketika menjelaskan hadis ini, Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan,
وهو يدل على أن النبي كان أهم ما يأمر به أمته الصلاة ، كما يأمرهم بالصدق والعفاف ، ، واشتُهر ذلك حتى شاع بين الملل المخالفين له في دينه ، فإن أبا سفيان كان حين قال ذلك مشركا ، وكان هرقل نصرانيا . ولم يزل منذ بُعث يأمر بالصدق والعفاف ، ولم يزل يصلي أيضا قبل أن تفرض الصلاة
Kisah ini menunjukkan bahwa perintah terpenting yang diserukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya adalah shalat, sebagaimana beliau memerintahkan mereka untuk bersikap jujur, menjaga kehormatan… Ajaran ini menjadi terkenal hingga tersebar ke berbagai pengikut agama selain islam. Karena Abu Sufyan ketika dialog itu masih musyrik, dan Heraklius beragama Nasrani. Dan sejak diutus beliau senantiasa memerintahkan untuk bersikap jujur dan menjaga kehormatan, beliau juga senantiasa shalat, sebelum shalat diwajibkan (shalat 5 waktu). (Fathul Bari Ibn Rajab, 2/303).
Sebagian ulama mengatakan, kewajiban shalat pertama kali adalah 2 rakaat di waktu subuh dan 2 rakaat sore hari. Berdasarkan keterangan Qatadah – seorang tabiin, muridnya Anas bin Malik –,
كان بدءُ الصيام أمِروا بثلاثة أيام من كل شهر ، وركعتين غدوة ، وركعتين عشية
Puasa pertama kali yang diperintahkan adalah puasa 3 hari setiap bulan, dan shalat 2 rakaat di waktu pagi dan 2 rakaat di waktu sore. (Tafsir At-Thabari, 3/501).
Meskipun ada ulama yang menolak keterangan Qatadah ini. Apapun itu, intinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat telah mengenal shalat sebelum peristiwa isra mi’raj.
Kedua, tidak ada keterangan yang jelas tentang tata cara shalat sebelum isra mi’raj.
Imam Ibnu Utsaimin pernah ditanya tentang masalah ini, jawaban beliau,
الذي نعلمه أن الرسول صلى الله عليه وسلم كان يصلي قبل المعراج في الصباح والمساء بكرة وعشياً، وكيف كان يصلي؟ الله أعلم. ولا شك أنه كان يصلي إما باجتهاد أو بوحي، إن كان بوحي فهو منسوخ، وإن كان باجتهاد فقد تبين الشرع
Yang kami tahu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaksanakan shalat sebelum peristiwa isra mi’raj, di pagi dan sore hari. Bagaimana cara beliau shalat? Allahu a’lam, yang jelas beliau shalat. Bisa jadi tata caranya dengan ijtihad mereka atau berdasarkan wahyu. Jika tata cara shalat yang beliau kerjakan ketika itu, berdasarkan wahyu maka statusnya telah mansukh (dihapus) [dengan tata cara shalat yang saat ini]. Jika berdasarkan ijtihad, syariat telah menjelaskan tata cara shalat yang benar..
(Sumber: http://islamancient.com/play.php?catsmktba=22684)
Hal yang sama juga yang dipesankan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah. Ketika menanggapi pertanyaan semacam ini, majlis fatwa mengatakan,
فلم يرد فيما نعلم نقل صحيح ولا حسن يبين كيفية الصلاة التي كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصليها قبل الإسراء والمعراج، وليس وراء العلم بذلك فائدة، فنحن متعبدون بما أمرنا الله تعالى به وما استقر عليه الشرع بعد تمامه
Yang kami ketahui, tidak terdapat keterangan yang shahih maupun hasan yang menjelaskan tata cara shalat yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum persitiwa isra’ mi’raj. Dan tahu masalah ini tidak memberikan banyak manfaat. Karena kita beribadah kepada Allah sesuai dengan apa yang Allah perintahkan untuk kita, dan yang sudah ditetap dalam syariat setelah sempurna. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 41207).
Ketiga, tentang shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menjadi imam nabi-nabi yang lain pada saat peristiwa isra mi’raj. Shalat apakah yang beliau lakukan?
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kejadian isra’ mi’raj, diantara penggalannya,
ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ، فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ
“Kemudian aku masuk masjid (Al-Aqsa) dan aku shalat 2 rakaat.” (HR. Muslim 162).
Syaikh Athiyah Shaqr pernah ditanya tentang shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di masjidil Aqsha, ketika peristiwa isra’. Kemudian beliau membawakan keterangan dari kitab Al-Mawahib Al-Laduniyah dengan syarah Az-Zurqani,
وقد اختُلف في هذه الصلاة، هل هي فرض أو نفل قال بعض العلماء إنَّها فرْض، بناء على ما قاله النُّعماني، وقال البعض: إنها نفْل، وإذا قلنا: إنها فرْض، فأي صلاة هي؟ قال بعضهم الأقرب أنها الصبْح، ويُحتمل أن تكون العشاء
Diperselisihkan tentang shalat ini. apakah shalat wajib ataukah sunah. Sebagian ulama mengatakan wajib, berdasarkan keterangan An-Nu’mani, dan sebagian mengatakan, shalat sunah. Jika kita mengatakan itu wajib, lalu itu shalat apa? Sebagian berpendapat, yang mendekati, itu shalat subuh, bisa juga shalat isya.. ada yang mengatakan itu terjadi sebelum mi’raj (naik ke langit) dan ada yang mengatakan terjadi sesudah mi’raj.
Kemudian beliau membawakan keterangan As-Syami,
ليسا بشيء، سواء قلنا صلَّى بهم قبل العروج أم بعده؛ لأن أول صلاة صلاها النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ من الخَمْس مُطلقًا الظُّهر بمكة باتفاق، ومن حمل الأوَّليَّة على مكةَ فعليه الدليل
Pendapat-pendapat ini tidak perlu dihiraukan, baik pendapat yang mengatakan shalat jamaah itu sebelum mi’rajj atau sesudah mi’raj. Karena shalat wajib 5 waktu yang pertama kali dikerjakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara mutlak adalah shalat zuhur di Mekah dengan sepakat ulama. Dan siapa yang mengatakan ada shalat wajib pertama sebelum di Mekah maka dia harus membawakan dalil..
Setelah cukup detail membawakan rincian perselisihan, beliau mengakhiri dengan nasehat,
ومهما يكن من شيء فالخلاف في هذا الموضوع ليست له نتيجة عملية
“Apapun itu, perselisihan dalam kasus semacam ini, tidak memiliki manfaat yang bisa diamalkan.”
Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/28523

Perintah dan Manfaat Shalat Jama'ah

Sudah mafhum bagi umat muslim bahwa berjama'ah memiliki fadhilah yang sangat besar manfaatnya baik secara 'virtual' maupaun sosial.Diantaranya adalah lipatan-ganda pahala dan pembelajaran persatuan umat. inilah pembahasan dalam edisi 111.
Adapun dalam rubrik masail diniyah dibahas mengenai hukum menaburkan bunga di atas pusara atau kuburan.

selengkapnya

Biografi KH Hasyim Asy’ari Pendiri NU Tebuireng Jombang

Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy’ari, bagian belakangnya juga sering dieja Asy’ari atau Ashari, lahir 10 April 1875 (24 Dzulqaidah 1287H) dan wafat pada 25 Juli 1947; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang, adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia.

Profil GP ANSOR Ranting Tamanharjo


Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat sampai kepada kita umatnya yang berada pada jalur hidayah sampai akhir zaman.
GP Ansor Ranting Tamanharjo adalah salah satu Badan Otonom Ranting NU Desa Tamanharjo, berdasarkan susunan organisasi dia berada di bawah kepemimpinan PAC GP Ansor Kecamatan Singosari. GP ANSOR Ranting Tamanharjo terletak di Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Konferensi 2013-2016 GP ANSOR Ranting Tamanharjo Ranting Tamanharjo di laksanakan pada Hari Rabu, 4 September 2013 di Aula Serbaguna (Balai Desa Lama) Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Adapun Hasil dari Konferensi  tersebut sebagai berikut :

  • Ketua                   : M. Nur Hambali
  • Sekretaris            : M. faisol
  • Bendahara          : M. Imron rosyadi
  • Wakil Ketua I     : Zainuddin
  • Wakil Ketua II    : Slamet
  • Wakil Ketua III   : Tego Harianto
  • Wakil Ketua IV   : Ashari

GP Ansor Ranting Tamanharjo saat ini sebenarnya telah lama aktif di Desa Tamanharjo, Namun secara administrasi dapat tersusun pada periode sekarang. Tentu tantangan dan hambatan dari periode ini pasti dijumpai sesuai kondisi sosial masyarakat saat ini. Namun dengan semangat kembali ke khittah 1926 dan melestarikan budaya NU pengurus GP Ansor Ranting Tamanharjo optimis cita-cita tersebut dapat tercapai.
Adapun Visi dan Misi Organisasi adalah sebagai berikut ;
VISI :
" Menjadi Organisasi yang dapat memegang teguh khittah 1926  dan  melestarikan budaya NU kemudian membentuk  Pengkaderan dan Pemberdayaan masyarakat "
MISI :

1. Melakukan Penguatan Kelembagaan GP Ranting Desa Tamanharjo

2. Menyelenggarakan Pendidikan Kader baik formal maupun informal

3. Mengadakan program dakwah Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah dan khittah 1926

4. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah, pelaku usaha, dan organisasi lain.


Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Rabu, 05 Februari 2014

RIJALUL ANSOR FEBRUARI



01 Februari
Tempat                        : Langgar waqof  Gondorejo rt/rw 00/00
Waktu                         :07.00- 21.30
Hasil                            :
a.       Mulai pukul 07.00-12.00 khotmil qur’an
b.      19.00-22.30 pembacaan sholawat yang  di hadiri oleh 30 warga dan 20 anggota dan pengurus GP ANSOR Ranting Tamanharjo.
c.       Pengisi mau’idhoh khasanah Gus Jun Pengasuh Ponpes Nurul Huda 2 Singosari
d.      Acara dilanjutkan dengan santunan anak yatim
Kendala             : Tidak Ada
Evaluasi           : Persiapan sudah baik, ini kehendak Yang Maha Kuasa